Kamis, 10 November 2011

CERITA KUPU KUPU JELITA





Bismillahirrohmanirrohim


Tersebutlah seekor kupu-kupu jelita


yang tinggal di negeri Sayap Indah.


Ia begitu jelita, elok, dan rupawan,


menyenangkan siapa pun yang memandangnya.


Nyaris tak satu ekor pun kupu-kupu yang dapat memandangnya tanpa jatuh hati setelahnya.


Wahai… ia begitu bangga pada dirinya.


Maka dengan segala keelokan yang ia miliki, ia sangat yakin dapat membuat Pangeran Kupu-kupu Emas jatuh hati kepadanya, dan membawanya tinggal di Istana Bahagia Tanpa Derita.


★  *  ★   *★   *   ★ *  ★




Dan ia tak salah, Pangeran Kupu-kupu Emas memang jatuh hati kepadanya, dan mengajaknya tinggal di Istana Bahagia Tanpa Derita, menjadi ratu di istana hatinya.


Tetapi sungguh tak beruntungnya ia, karena Pangeran Kupu-kupu Emas telah bertunangan dengan Putri Kupu-kupu Hijau.


Malangnya si kupu-kupu jelita, Putri Kupu-kupu Hijau tak begitu saja merelakan kekasihnya direbut dari sisinya. Maka menderitalah ia, ketika terompet berbunyi, dan genderang pesta bertabuh di seluruh negeri, tanda pernikahan Pengeran Kupu-kupu Emas dan Putri Kupu-kupu Hijau dilangsungkan.




★  *  ★   *★   *   ★ *  ★




Wahai… para pecinta,


aku telah mabuk oleh cintaku pada Pangeran Kupu-kupu Emas.


Tak peduli apa pun,cintaku hanya miliknya, dan hanya kepadanya selamanya…meski cinta ini membuatku menderita… akan kunikmati setiap detik penderitaan itu, karena aku cinta… begitulah ratapan hatinya yang berderak patah.


Tak sanggup ia melangkahkan kaki dengan tegak, karena yang ia lihat hanya bayangan Pangeran Kupu-kupu Emas yang mengikutinya.


Hingga ia tak menyadari, bahwa sepasang sayap biru selalu mengamati dan mengikuti langkahnya, kemana pun ia pergi.




★  *  ★   *★   *   ★ *  ★




Syah dan, kupu-kupu biru pun melamarnya.


Si kupu-kupu jelita sejenak lupa pada hatinya yang telah berai.


Ia pun mulai membangun harapan, bahwa bersama kupu-kupu biru, luka hatinya akan sembuh, dan cintanya yang berai akan utuh kembali, karena ia yakin bahwa kupu-kupu biru sangat mencintainya, dan tak akan menyakitinya.




★  *  ★   *★   *   ★ *  ★




Sekali lagi ia tak salah.


Kupu-kupu biru mencintainya tanpa syarat.
Kupu-kupu biru mencintainya tanpa cacat.


Kupu-kupu biru mencintainya dengan sempurna.
Tetapi semua itu tak mampu menghapus segala cintanya kepada Pangeran kupu-kupu Emas.


Makin ia melupakannya,
makin deras cinta itu menerjangnya.


Kupu-kupu jelita lupa pada niatnya,
lupa pada harapan yang pernah dipupuknya.


Setiap hari ia terus mengeluh… “oh… andaikan si kupu-kupu biru ini adalah Pangeran Kupu-kupu Emas yang kucintai… tentu aku tak akan menderita seperti ini…”




★  *  ★   *★   *   ★ *  ★




Ia terus meratap…


ia terus menangis…


ia lupa bersyukur,


ia lupa membalas cinta si kupu-kupu biru.


Hingga suatu hari, ia tak lagi melihat si kupu-kupu biru di sangkar mereka.


Dan beberapa waktu kemudian ia menerima sebuah paket berukuran sangat besar,
yang didalamnya ada seekor kupu-kupu disepuh emas, yang telah mati.


Dan juga selembar surat…


“istriku… aku sangat mencintaimu… namun aku tak mampu membahagiakanmu…
 karena yang engkau inginkan hanyalah hidup bersama denganKupu-kupu Emas..
 maka hari ini, aku menemui Empu Hias, kuminta padanya untuk mencelupkan tubuhku di cairan emas,
 dan memintanya untuk mengantarkan tubuh emasku kepadamu. Kau tahu, cairan emas itu sangat panas,
maka begitu tubuhku masuk ke dalamnya, aku pasti mati.
Tetapi aku rela, asalkan aku tetap bersamamu, sesuai dengan apa yang engkau inginkan… menjadi kupu-kupu emas…”


★  *  ★   *★   *   ★ *  ★
sumber.cerita
★  *  ★   *★   *   ★ *  ★




Ketika engkau menemukan suami


Yang mencintai mu dengan sepenuh hati


Maka terimalah dia ....


Tanpa kelebihan dan kekurangan yang ia miliki


Cintailah, dia tanpa melihat kata "SEMPURNA" . .


Cintailah dia dengan segala kesabaran dan keikhlasan hatimu . .


Cintailah dia dengan melihat agamanya, bukan fisikalnya


Cintailah dengan sebentuk cinta yang kau punya . .


Cintailah, tanpa melebihi rasa cintamu pada-NYA . .


Pahami suami mu sepenuh hati


Pahami suami mu setulus hati


Sayangi suami mu tanpa harap


Menjadikan suami mu lautan penyejuk hatimu


Suami mu selalu ada disisimu dalam suka dan duka


Engkaulah tempat suamimu bersandar dan berkeluh kesah


★Kepadamu yang telah menjadi pendampingku kini..


Terima kasih karena telah memilihku di antara ribuan


Bidadari di luar sana yang siap untuk kamu pilih..


...Padahal kamu begitu tahu, aku hanya wanita biasa,


Yang sangat jauh dari sempurna.


Karenanya ku ingin kamu tahu, aku bukan wanita yang sempurna,


Aku begitu banyak kekurangan. Maka ketahuilah..


Kepadamu yang telah memilihku..


Wahai suamiku


Aku istrimu..


Bagai permata keindahan


Sentuhlah hatiku dengan kelembutan


Sehalus sutera di awan


Jagalah hatiku dengan kesabaran


Wahai suamiku


Aku istrimu..


Lemah-lembutlah kepadaku


Namun jangan terlalu memanjakanku


Tegurlah bila aku tersalah


Namun janganlah lukai hatiku


Wahai suamiku


Izinkan aku mencintaimu


Mencintai akhlakmu


Menjadi belahan di dalam jiwaku


Ya Allah jadikan ia pendamping sejati dalam hidupku


Ya Rabbana,


Jika aku jatuh hati, jagalah hatiku padanya agar tidak


Berpaling dari hati-Mu


Ya Allah,


Jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang


Yang melabuhkan cintanya pada-Mu


Agar bertambah kekuatanku untuk mencintai-Mu


Ya Allah,


Jika aku jatuh hati, izinkanlah aku menyentuh hati seseorang


Yang hatinya tertaut pada-Mu,


Agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu


Ya Allah,


Engkau mengetahui bahwa hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,


Telah bersatu salam dakwah pada-Mu,


Telah berpadu dalam membela syariat-Mu,


Kukuhkanlah ya Allah ikatannya, kekalkanlah cintanya,


Tunjukkanlah jalan-jalannya


Penuhilah hati kami ini dengan Nur-Mu yang tiada pernah pudar


Lapangkanlah dada kami dengan limpahan


Keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu




Aamiin.. Ya.. Rabb ....


★  *  ★   *★   *   ★ *  ★




INDAH NYA CINTA KARENA ALLAH ......




Salam ukhuwah fillah persahabatan ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar