Jumat, 11 November 2011

~★☆★☆★ Kisah Cinta ★☆★☆★~

Bismillahirrohmannirrohim

Tersebutlah sebuah kisah tentang cinta. Yang terbesit dalam jiwa, datang seperti jailangkung. Datang tak dijemput, pulang tak diantar, tak bisa dicegah suka-suka si Cinta kapan mau mampir.

Matahari, yupz Matahari. Ngakunya mencintai Bumi, sepenuh jiwa dan raga. Apapun diberi buat si Bumi tersayang. Tapi bukan Matahari saja yang naksir dan cinta sama Bumi. Ada Angin, Hujan de el el yang pada ngantri. Wah Matahari harus ikutan bersaing nich buat ngedapetin Bumi.

Si Bumi duduk manis, ia dapat merasakan banyak cinta yang bakal datang buatnya. Datanglah Matahari, Hujan dan Angin.

"Wahai Bumi yang dicintai Matahari sepenuh jiwa, pilihlah salah satu dari kami untuk mendampingimu" Matahari membuka kata.

"Wahai Matahari, bagaimana Bumi akan memilih? Semuanya baik terhadap Bumi, tapi Bumi tidak tahu siapa yang paling mencintai Bumi, jika benar adanya cinta, maka buktikanlah seberapa besar cinta kalian buat Bumi"

"Baiklah Bumi, akan kubuktikan cintaku padamu. Akan kusinari dirimu dengan cahayamu sepenuh jiwa. Bukti cintaku padamu" kata Matahari

Dan matahari pun menyinari bumi, sepenuh jiwa dengan segenap cinta. Selang berapa lama cahaya Matahari membuat Bumi menjadi kering kerontang, kemarau melanda Bumi. Tahulah Bumi, bahwa Matahari belum cukup mencintainya.

"Wahai Bumi, lihatlah apa yang telah dilakukan Matahari padamu! Biarlah aku memberikan kesejukkan padamu. Dengan guyuran airku engkau akan terlihat indah kembali". Kata Hujan

Lalu Hujan pun membasahi Bumi, tanah yang tandus pun bersemi kembali. Tapi Hujan yang terus-menerus menimbulkan air bah di bumi. Tahulah Bumi bahwa cinta Hujan belum cukup untuknya.

"Tenang Bumi, Aa Angin ada, akan Aa buat mendung pembawa Hujan itu menjauh darimu" kata sang Angin.

Bertiuplah sang Angin sekencang-kencangnya. Hujan pun berhenti. Akan tetapi hembusan Angin yang kuat tlah memporak-porandakan Bumi.

Bumi resah. Ia tau mereka mencintainya. Tapi rasa cinta yang berlebihan itu telah membuatnya merana. Bumi memang ingin dicintai, tapi cinta yang sekedarnya saja. Perwujudan dari cinta kepada Sang Pencipta yang telah mengatur Matahari, Hujan dan Angin untuk Bumi. 

Rasa Cinta bukanlah sesuatu yang harus diumbar sepenuh jiwa dan sepuas rasa. Sandarkanlah ia pada rasa cinta kepada Sang Pencipta. Karna rasa cinta yang merupakan perwujudan rasa cinta kepada ALLAHlah yang akan membawakan kebahagiaan.

Semoga bermanfaat,





بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Ketika keresahan hidup menggelapkan kehidupan, kesana-kemari seperti mencari sesuatu yang hilang.

Darah pun mengalir tidak teratur, menekan ke atas membuat pikiran memanas, mengendap di dada menekan paru-paru sehingga nafas menjadi tidak teratur, dada berdebar-debar menekan balik darah.

Pikiran berputar secepat-cepatnya, mendobrak masa lalu, menerjang masa depan, merontokkan pundi-pundi langit yang masih kokoh melindungi rahasia kehidupan.

***

sekuat apakah kemampuan manusia yang lemah. Hendak menjadikan segala sesuatu mesti sesuai keinginannya. Padahal segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak Nya.

Tenanglah hati, damailah jiwa. Berjalan tanpa pernah mengenal lelah, tataplah ke depan dan jangan sekali-kali menengok ke belakang.

***

seseorang telah bercerita tentang perjalanan jiwanya :

Dia berkata :
" hatiku pernah gelisah memikirkan 5 perkara sehingga aku sibuk mencari jawabannya. Ternyata aku mendapatkannya dalam 5 perkara pula : ...


1. ... aku mencari berkah dalam mengejar keperluan hidup. Aku menemukannya saat aku melakukan shalat Dhuha.

2. ... aku mencari penerang bagi alam kubur aku menemukannya saat aku melakukan shalat malam.

3. ... aku mencari jawaban untuk Munkar dan Nakir. Aku menemukannya saat aku membaca Al-Qur'an.

4. ... aku mencari alat berpaut saat meniti Sirathal Mustaqim. Aku menemukannya saat aku berpuasa dan bersedekah.

5. ... aku mencari naungan Arasy. Dan aku menemukannya saat aku mengasingkan diri dan beribadat kepada Allah.


***

Ya Allah, singkirkanlah tabir yang menggelapi perjalanan hidup kami dengan kasih Mu.

( Mutiara Iman )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar